Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat, Purwanto menegaskan, program pendidikan karakter Panca Waluya tidak akan berhenti di tahap pelatihan, tetapi akan berlanjut dalam bentuk pendampingan dan pengawasan berkelanjutan bagi para siswa melalui komunitas Kesatria Panca Waluya.
Menurutnya, pendidikan karakter memerlukan kolaborasi lintas unsur agar nilai-nilai yang sudah ditanamkan selama pelatihan tidak berhenti begitu saja.
“Kita semua tahu pendidikan tidak bisa berjalan sendiri. Program ini perlu pendampingan, pengawalan, dan pengendalian supaya tidak hanya berhenti di tahap pelatihan,” tegas Kadisdik pada Rapat Koordinasi Aktivasi Kesatria Panca Waluya di Hotel Belviu Kota Bandung, Kamis (23/10/2025).
Saat ini, jumlah peserta yang telah mengikuti pendidikan karakter model barak mencapai sekitar 600–800 siswa, termasuk dari jenjang SMP. Kadisdik menekankan bahwa penting untuk memastikan seluruh siswa tersebut tetap terpantau setelah menyelesaikan masa pembinaan.
Kadisdik juga menyoroti, tanpa tindak lanjut yang jelas, energi besar yang telah dicurahkan dalam penyelenggaraan barak akan menjadi tidak efisien.
“Jangan sampai program yang sudah dibangun dengan susah payah tidak ditindaklanjuti. Kalau tidak dikawal, hasilnya tidak akan produktif,” ujarnya.
Sebagai langkah awal penguatan sistem pemantauan, Kadisdik menugaskan seluruh Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan di Jabar melakukan pendataan menyeluruh terhadap alumni Pendidikan Karakter Panca Waluya di wilayahnya masing-masing.
Pendataan ini akan menjadi dasar sebelum peluncuran aplikasi pemantauan digital yang nantinya berfungsi melacak perkembangan peserta baik dari aspek sosial, psikologis maupun ekonomi.
“Setiap KCD harus tahu berapa anak yang sudah ikut barak di wilayahnya. Data ini penting agar kita bisa pastikan mereka tetap terpantau dan tidak ada yang terlepas dari perhatian sekolah maupun dinas,” tuturnya.
Ia juga mendorong kepala sekolah, guru BK, dan KCD saling terkoneksi secara aktif untuk memastikan setiap anak berada dalam jalur pembinaan yang tepat.
“Kalau KCD dan guru BK terkoneksi dengan baik maka semua siswa bisa terpantau satu per satu,” tambahnya.
Kadisdik pun menegaskan, keberhasilan program Pendidikan Karakter Gapura Panca Waluya tidak hanya diukur dari jumlah peserta yang mengikuti pelatihan, tetapi dari dampak nyata terhadap perubahan perilaku, sosial, dan kemandirian mereka.
“Kita harus bertanggung jawab terhadap hasil yang sudah kita lakukan. Harus ada dampak terhadap perbaikan mereka," pungkasnya.(h.dsdik.jbr)

0 Komentar